QUANTUM MANAJEMEN KALBU -Bagaimana Meningkatkan Kecerdasan Kalbu secara Optimal
Senin, 01 Juli 2013
Sabtu, 15 Desember 2012
Program Bantuan Dana Hibah Untuk Indonesia
Program Bantuan Dana Hibah Untuk Indonesia
Salah satu wujud kepedulian bagi umat Islam yang perlu mengembangkan suatu langkah positif dari majelis-majelis Taklim, majelis dakwah dan Taman Pendidikan Alquran, Yayasan Islam dengan bantuan dana Hibah ini semoga bisa lebih maju semakin peduli untuk generasi penerus Islam untuk kedamaian di bumi Indonesia
Program Bantuan Dana Hibah dapat diwujudkan :
Salah satu wujud kepedulian bagi umat Islam yang perlu mengembangkan suatu langkah positif dari majelis-majelis Taklim, majelis dakwah dan Taman Pendidikan Alquran, Yayasan Islam dengan bantuan dana Hibah ini semoga bisa lebih maju semakin peduli untuk generasi penerus Islam untuk kedamaian di bumi Indonesia
Program Bantuan Dana Hibah dapat diwujudkan :
1.
Pengembangan
Sarana Prasarana
2.
Pengembangan
Dakwah
3.
Pengembangan
Teknologi Informasi
4.
Pengembangan
Manajemen Dakwah
5.
Pengembangan
Perpustakaan
6.
Pengembangan
Sarana Ibadah
7.
Pengembangan
Ustad/Guru dengan penggunaan IT
8.
Pengembangan
Sarana Dakwah
9.
Pengembangan
Taman Belajar Alquran
10.
Pengembangan
Buku-buku Pelajaran
Dana diberikan dengan cuma-cuma nilai maksimal permohonan sebesar
Rp. 2 Milyar
Pemohon yang berminat bisa menghubungi kepada
YAYASAN HIKMATUL HANDASAH YOGYAKARTA
Jl. Plaosan RT 02 RW 20 Tlogoadi Mlati Sleman
Indonesia 55286
Hotline : 0877 3974 9300
e-mail: airwb@hotmail.com
Pemohon yang berminat
harus datang sendiri ke kantor kami dengan membawa proposal lengkap
Minggu, 01 April 2012
SABAR - RIDA
3. Sabar
Sabar juga termasuk ibadah
batin yang tinggi nilainya dalam pandangan Allah. Banyak firman Allah tentang
sabar di dalam al-Qur’an, antara lain:
Artinya:
Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas.
يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اسْتَعِيْنُوْا بالصَّبْرِِوَالصَّلاَةِ
إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابرِيْنَ [2]
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, mohonlah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (menjalankan) shalat, Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar.
Sebaliknya, orang yang tidak
sabar, yaitu putus asa, menggerutu, gegabah, terburu-buru, dan sebagainya,
berat sekali akibat
yang dideritanya; bahkan diperingatkan oleh Allah SWT, seperti disebutkan di
dalam hadis qudsi:
أنَا اللهُ لآ إِلهَ إِلاَّ أَنَا مَنْ لَمْ يَشْكُرْ
عَلَى نَعْمَآئِي وَلَمْ يَصْبِرْ عَلَى بَلآئِي وَلَمْ يَرْضَ بِقَضَآئِي فَلْيَتَّحِذْ
رَبًّا سِوَآئِي
Artinya:
Aku Allah, tiada Tuhan melainkan Aku; siapa tidak
bersyukur atas nikmat-nikmat pemberian-Ku, tidak bersabar atas ujian-Ku dan
ridla terhadap kepastian qadla-Ku, maka carilah Tuhan selain Aku.
Pengertian dan praktek sabar
luas sekali, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW:
الصَّبْرُ ثَلاَثَةٌ فَصَبْرٌ عَلَى الْمُصِيْبَةِ وَصَبْرٌ
عَلَى الطَّاعَةِ وَصَبْرٌ عَنِ المَعْصِيةِ... (رواه ابن أبي الدنيا عن علي)
Maksudnya demikian; sabar ada tiga macam, yakni:
a.
|
صَبْرٌ عَلَى الْمُصِيْبَةِ
|
(Shabrun ’ala al-Mushibah)
|
b.
|
صَبْرٌ فِي الطَّاعَةِ
|
(Shabrun fi al-Tha’ah
)
|
c.
|
صَبْرٌ عَنِ الْمَعْصِيَةِ
|
(Shabrun ’an al-Ma’shiyah)
|
a. Shabrun ’ala al-Mushibah
Shabrun ’ala al-mushibah adalah sabar, tabah, tahan
uji menghadapi berbagai ujian dan cobaan hidup. Diuji soal ekonomi, soal
kesehatan, soal keluarga, soal pekerjaan dan sebagainya. Bersabdalah Rasulullah
SAW:
Artinya:
Sabar satu saat atas mushibah
itu lebih baik daripada ibadah setahun.
b. Shabrun fi al-Tha’ah
Shabrun fi al-tha’ah adalah kuat, tabah, tekun,
rajin, dan bersunguh-sungguh dalam menjalankan ketaatan; tidak menoleh ke kanan dan ke kiri; tidak
terpengaruh sekalipun bagaimana rintangan dan gangguannya.
c. Shabrun ’an al-Ma’shiyah
Shabrun ’an al-ma’shiyah adalah kuat menahan diri dari
maksiat. Betapapun pengaruh dan rayuan maksiat, orang yang sabar tidak
terpengaruh sedikitpun olehnya, tetapi menjauhkan dan menahan atau
menghindarkan diri dari maksiat. Sekalipun ada tekanan-tekanan dan
ancaman-ancaman yang ditujukan kepadanya, dia tidak gentar, tidak takut, dan
tetap menahan diri dari perbuatan maksiat.
Di dalam prakteknya, sabar
harus bersamaan dengan tawakkal. Di samping sabar harus tawakkal,
pasrah, sumeleh, menyerah bongkokan kepada Allah SWT. Sabar tanpa tawakkal
adalah sabar imitasi, sabar palsu, dan dengan sendirinya, salah guna dan ada
pamrih di balik sabarnya itu. Misalnya ada orang mengatakan: ”Sudah tidak
kurang-kurang saya menyabarkan diri, akan tetapi, yah, keadaan masih tetap
begini saja”. Ini bukan sabar, tetapi malah menggerutu, tidak sabar atas apa
yang dialaminya.
Definisi tawakkal
antara lain disebutkan dalam kitab Ihya’:
Artinya:
Tawakkal adalah ibarat dari bersandarnya hati kepada Wakil
satu-satunya.
Dengan demikian, tawakkal
adalah perbuatan atau sikap batin dan termasuk ibadah batin yang diperintahkan
Allah. Banyak sekali ayat-ayat di dalam al-Qur’an tentang tawakkal antara
lain:
Artinya:
Dan siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah-lah yang mencukupkan
(keperluan)-nya.
Orang yang tidak tawakkal
pasti mengandalkan selain Allah; dia mengandalkan kepandaian, semangat, usaha,
perjuangan, jasa-jasa, taat dan ibadah, kekuatan, dan sabarnya, dan sebagainya,
yang semua itu merupakan tandingan terhadap kekuasaan Allah. Orang seperti itu
terjebak ke dalam syirik khafi (samar), tetapi dia tidak merasa (tidak
menyadari).
Di samping sabar dan tawakkal,
ada lagi kewajiban yang harus diisi, yaitu ikhtiar (usaha) mencari keadaan yang
lebih baik. Misalnya orang sakit, di samping harus sabar dan tawakkal
atas derita sakit yang dialaminya, berkewajiban usaha mencari kesembuhan; mencari jamu atau obat ke dokter
dan lain-lain. Akan tetapi harus dijaga, di dalam ikhtiar itu jangan sampai
mengandalkan ikhtiarnya; sekalipun sudah ikhtiar, harus tetap sabar dan tawakkal.
Sebab jika orang mengandalkan usahanya, mengandalkan jamu atau obat, maka
tawakkalnya menjadi hilang, sabarnya pun hilang pula. Orang yang mengandalkan
usahanya, jika usahanya tidak berhasil, maka ia ngresulo, menggerutu,
atau bisa putus asa; jika usahanya berhasil, maka ia merasa bangga, sombong dan
semakin berlarut-larut, semakin jauh dari Allah.
Dengan demikian, sabar, tawakkal,
dan ikhtiar harus gandeng menjadi satu. Jika hanya sabar dan tawakkal saja,
tidak ikhtiar, padahal ada kemampuan dan kondisi yang memungkinkan, maka akan
terjadi salah guna, salah penerapan. Akibatnya, ia menjadi orang lumpuh usaha
alias pemalas, padahal sifat malas menjadi makanan nafsu. Kemudian dia
mengandalkan tawakkal karena sifat malas itu, dan hal ini jelas
tertipu oleh bujukan nafsunya. Begitu juga, jika hanya ikhtiar tanpa ada
kesabaran dan tawakkal, maka hal itu akan menyeret kepada kesesatan.
Sabar itu
menjadi kunci keselamatan dan alat peraih bermacam-macam pertolongan, tawfiq,
hidayah, dan perlindungan Allah SWT. Dalam kaitan ini, bersabda Rasullullah SAW:
مَنْ أُعْطِيَ فَشَكَرَ وَابْتُلِىَ
فَصَبَرَ وَظُلِمَ فَغَفَرَ وَظَلَمَ فَاسْتَغفَرَ, سَكَتَ رَسُوْلُ الله r قالَ: لهُمُ اْلأَمْنُ
وَهُمْ مُهْتَدُوْنَ (رواه الطبراني والبيهقي عن سخبرة)
Artinya:
“Siapa yang diberi kemudian bersyukur, diuji
bersabar, dizalimi memaafkan, berbuat zalim lalu minta maaf," Rasulullah
SAW berdiam sejenak, kemudian bersabda lagi, “mereka itulah orang-orang yang
aman (selamat) dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (H.R.
Thabrani dan Bayhaqi dari Sakhbarah).
Sabda Rasulullah SAW lagi:
إِنَّ أَعْظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ أَعْظَمِ الْبَلآءِ وَإِنَّ
اللهَ تَعَالى إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا ابْتَلاَهُ وَإِذَا صَبَرَ اِجْتَبَاهُ وَإِذَا
رَضِيَ اصْطَفَاهُ [6]
Artinya:
Sesungguhnya paling besarnya balasan Allah itu
disertai dengan besarnya balak (ujian). Dan sesungguhnya apabila Allah
SAW mencintai seorang hamba, Allah menguji nya lebih dahulu, jika sabar maka Allah memilihnya
dan jika ridla, disayanginya.
Kata-kata orang kuno yang
cocok dengan hadis tersebut adalah ”wong sabar kasihane Allah” (orang
yang sabar itu kekasih Allah). Oleh karenanya, siapa yang ingin
dikasihi, dicintai oleh Allah, maka dia harus sabar dan rida. Dikatakan bahwa “shabir”
(orang yang bersabar) itu lebih utama daripada “syakir” (orang yang
bersyukur). Sebab, terhadap “syakir” Allah menjanjikan “la-azidannakum”
(kelipatan tambahan nikmat), sedangkan terhadap ”shabir” Allah
menjanjikan “Innalla>ha ma’a al-shabirin” (Allah menyertai orang-orang
yang bersabar).
Gerak Jiwa dalam Sholat.
Gerak Jiwa dalam Sholat.
Iringi gerak Alam dengan
gerak sholat lima waktu, alam bergerak selama 24 jam dengan segala ketentuanhukum dari Ilahi, jika jiwa mampu melebur dengan gerak alam maka jiwa
diantarkan pada sebuah kesadaran memahami hukum Ilahi, disinilah proses
pembelajaran yang hakiki dan bermuara pada setiap makna dalam episode kehidupan
itu sendiri, jiwa akan hampa, merasa kosong adalah akibat dari ketidak
seimbangan antara diri yang mikrokosmik dan alam yang makrokosmik.
Olehnya meleburlah dalam gerak
sholat, maka engkau akan melebur dalam kekuatan alam. Dalam sholat sendiri ada
lima gerak (menurut penulis) yakni :
a. Gerak Badan.
b. Gerak Nafas.
c. Gerak Mind.
d. Gerak Makna, dan
e. Gerak rasa.
a. Gerak badan ;
adalah bagaimana seluruh
alam diri (mikrokosmik) ditempah dalam penghambaan dan pengabdian sehingga
terjadi proses perjalanan dari monopoli diri pada tingkat rendah yang penuh
dengan ego, nafsu dan sahwat menuju diri yang istikomah. Ini adalah proses awal
dalam sebuah kesadaran sholat. Seseorang yang sholat walaupun masih sebatas
gerak badan, minimal ia telah memahami dirinya dengan berbagai penyakit diri,
olehnya gerak ini harus diselaraskan pada gerak berikut yakni gerak nafas.
b. Gerak Nafas ;
Gerak nafas adalah gerak
kesadaran dalam membuka dimensi pada gerak mind, nafas adalah sumber dan
kekuatan dasar dalam gerak bagi seluruh sel-sel tubuh, jika irama nafas di
iringi dengan bacaan-bacaan sholat maka ia mampu melahirkan fibrasi energi
dalam tubuh yang lebih besar dari biasanya,
nafaslah yang memegang kunci utama dalam lakon full meditasi, tapa brata,
mahabarata atau mi’raz karena sebagai titik awal dalam membuka fokus gerak
mind.
c. Gerak Mind ;
Mind mempunyai gerak yang
yang bersifat willd motion ; liar dan susah dikontrol, olehnya dengan memahami
gerak utama syahadat, maka gerak mind setidaknya bisa diarahkan dengan bantuan
gerak nafas dan apa yang menjadadi esensi shahadat. Maka makna doa pembuka
dalam sholat ; Inni wahjatu wajahia Lilladji (kuhadapkan wajahku dengan wajah
Tuhan) bisa digapai.
Jika gerak mind dapat
dikontrol maka selanjutnya gerbang untuk memasuki gerak makna dalam sholat bisa
dipahami.
d. Gerak Makna ;
Adalah penghayatan dengan
kesadaran yang baik akan setiap bacaan-bacaan dalam sholat serta membuka jiwa
pada pemahaman rasa. Yakni sebuah rasa akan komunikasi dengan Tuhan. Dengan
makna inilah seseorang akan mengiringi setiap lakon hidupnya sehari-hari.
Bukankah sholat adalah mencegah perbuatan keji dan mungkar.? Bukankah Sholat
adalah mengingat Allah karena esensi sholat adalah Mi’raz itu sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)